Hermes - Merkurius
Hermes adalah dewa pembawa pesan. Dalam mitologi Romawi, ia lebih akrab dengan sebutan Mercury atau Merkurius. Ia memiliki begitu banyak peran selain menyampaikan pesan. Di antaranya adalah menguasai perdagangan, perantara dewa dan manusia, dan sebagai penjelajah. Selain itu, Merkurius juga terkenal licik dan suka mencuri.
Baca Juga: 7 Kutukan Terkejam di Mitologi Yunani, Ubah Manusia Jadi Makhluk Aneh
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Berikutnya ada Aphrodite. Dewi cinta dan kecantikan ini merupakan Venus dalam mitologi Romawi. Perannya bukan hanya itu, ia juga dikenal sebagai dewi kemenangan, kesuburan, seks, dan prostitusi.
Venus memiliki kisah kelahiran yang unik. Menurut mitologi, ia muncul dari busa lautan setelah darah Uranus mengucur ke dalamnya. Maka dari itu, secara tak langsung, ia merupakan anak Uranus.
Minerva adalah dewi kebijaksanaan, kerajinan tangan, puisi, seni, obat, dan peperangan dalam aspek perencanaan strategis dalam mitologi Romawi. Benar, ia merupakan perwujudan dari Athena.
Perannya dalam peperangan terlihat dari penampilannya. Ia selalu mengenakan baju zirah, helm, dan membawa perisai. Selain itu, Minerva juga termasuk salah satu dewi Romawi yang paling dihormati sehingga ia memiliki banyak kuil.
Tak seperti lainnya, Apollo tidak memiliki nama lain dalam mitologi Romawi. Dirinya tetap akrab disapa sebagai Apollo. Ia merupakan anak Jupiter dengan dewi Titan bernama Latona.
Apollo memiliki banyak peran dalam mitologi Romawi. Ia bertindak sebagai dewa cahaya, matahari, musik, ramalan, obat, hingga ilmu pengetahuan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai dewa ramalan, ia dibantu oleh Oracle dari Delphi bernama Pythia. Ia merupakan perempuan yang menyampaikan ramalan Apollo.
Artemis, saudara kembar Apollo ini lebih akrab dengan sapaan Diana dalam mitologi Romawi. Ia mengemban tugas sebagai dewi perburuan, bulan, hutan, dan hewan liar. Diana merupakan salah satu dari tiga dewi yang bersumpah untuk menjadi gadis seumur hidupnya.
Layaknya para pemburu, Diana selalu membawa busur dan anak panahnya ke mana-mana. Ia sering ditemani oleh hewan-hewan seperti anjing dan rusa. Walaupun mendedikasikan hidupnya untuk tetap menjadi gadis, ia sering membantu perempuan yang akan melahirkan.
Demeter merupakan Ceres dalam mitologi Romawi. Dewi yang satu ini memiliki peran yang begitu penting bagi kelangsungan hidup di Bumi. Ia merupakan dewi panen, agrikultur, dan kesuburan.
Tanpa campur tangan Ceres, masyarakat setempat tidak akan bisa makan karena masa panen bergantung padanya. Itulah kenapa ia memiliki banyak kuil pemujaan dan pengikut.
Semua tanaman di Bumi pernah mati dan gagal panen sekali karena Ceres kehilangan anaknya, Proserpina. Saat itu, ia marah kepada Jupiter yang menculik sang buah hati dan menolak menjalankan tugasnya. Namun setelahnya, dengan bantuan Trivia (dewi Hecate), Ceres berhasil bertemu kembali dengan putrinya yang ternyata berada di Dunia Bawah.
Hephaestus - Vulcan
Terakhir ada Hephaestus. Dalam mitologi Yunani, ia dikenal sebagai dewa pandai besi. Namun di kalangan masyarakat Romawi, Hephaestus adalah Vulcan, dewa api. Ia bertanggung jawab akan gunung berapi dan peristiwa kebakaran yang ada di Bumi.
Selain peran utamanya tersebut, Vulcan tetap dikenal ahli dalam membuat peralatan dari logam. Ialah pencipta petir Zeus, helm bersayap milik Athena, dan berbagai senjata lain milik dewa dan dewi.
Jadi itulah nama dewa dan dewi Yunani dalam mitologi Romawi. Mereka merupakan sosok yang sama, masyarakat Romawi Kuno hanya mengganti namanya agar lebih mudah untuk diingat dan diucapkan.
Baca Juga: 7 Praktik Kanibalisme Paling Mengerikan dalam Mitologi Yunani
Sale Price:IDR 5,000.00 Original Price:IDR 10,000.00
Poseidon - Neptunus
Jika kamu sering menonton SpongeBob SquarePants, kamu tentu tak asing lagi dengan nama dewa yang satu ini. Dalam serial tersebut, Neptunus merupakan penguasa lautan yang selalu membawa trisula.
Penggambaran tersebut cukup identik dengan apa yang tercatat di mitologi Romawi. Benar, Neptunus merupakan nama lain dari Poseidon. Ia adalah dewa yang menguasai lautan dan perairan air tawar. Ia juga sering dikaitkan dengan kuda.
Hades adalah dewa mitologi Yunani yang dikenal sebagai penguasa Dunia Bawah (Underworld). Namun ternyata, nama "Hades" memiliki arti yang berbeda. Ia bisa diartikan sebagai "Dis" atau 'sosok yang kaya' dalam Bahasa Latin. Lebih lanjut, dalam bahasa Romawi, kata tersebut diartikan sebagai "Plouton". Itulah kenapa Hades adalah Pluto dalam mitologi Romawi.
Seperti namanya, Pluto merupakan dewa kekayaan. Sang dewa mendapatkan kekayaannya karena ia menguasai bagian dalam Bumi. Dari sana ia mendapatkan emas, perak, dan hasil bumi. Selaras dengan fakta tersebut, istana Pluto juga terletak di bawah tanah. Sama dengan kisahnya di mitologi Yunani, kan?
Dalam mitologi Romawi, Hera dikenal sebagai Juno. Ia merupakan istri Jupiter sekaligus dewi pernikahan. Dilansir Ancient, sang dewi juga berperan dalam mengawasi seluruh aspek kehidupan para perempuan, terutama yang telah menikah.
Bukan hanya itu, menurut mitologi Romawi, Juno memiliki tiga julukan, yaitu:
Sebagai dewa perang, citra Ares di mata masyarakat Yunani cukup buruk. Ia dikenal sebagai sosok yang destruktif, penuh amarah, dan suka mengadu domba umat manusia sehingga peperangan pun terjadi. Namun ternyata pamornya di kalangan masyarakat Romawi berbeda 180 derajat.
Ares dikenal sebagai Mars dalam mitologi setempat. Ia merupakan sosok yang dihormati karena menginspirasi masyarakat untuk membangun pertahanan dan sektor militer yang kuat.
Contoh Studi Kasus Konversi Angka Desimal ke Romawi
Berikut adalah beberapa contoh studi kasus konversi angka desimal ke Romawi:
Contoh 1: Konversi angka desimal 2023 ke Romawi.
Hasil: Angka desimal 2023 dalam angka Romawi adalah MMXXIII.
Contoh 2: Konversi angka desimal 1984 ke Romawi.
Hasil: Angka desimal 1984 dalam angka Romawi adalah MDCDLXXXIV.
Contoh 3: Konversi angka desimal 354 ke Romawi.
Hasil: Angka desimal 354 dalam angka Romawi adalah CCCLIV.
Nah, itu dia informasi lengkap aturan dasar penulisan angka romawi dan penggunaannya dalam sehari-hari. Semoga bermanfaat!
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Angka_Romawi
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6673713/begini-cara-menulis-angka-romawi-yang-benar-serta-contohnya
https://byjus.com/maths/roman-numerals/#Definition
https://historylearning.com/a-history-of-ancient-rome/history-of-roman-numerals/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Yunani dan Romawi merupakan dua peradaban yang sulit dipisahkan. Keduanya memiliki kisah yang tumpang tindih dan saling berhubungan. Begitu pula dengan mitologinya. Ternyata, masyarakat Romawi Kuno banyak mengadaptasi kisah dewa-dewi Yunani ke dalam mitologi setempat.
Mereka pun mengganti nama dewa-dewi agar lebih mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat. Memang ada beberapa bagian kisah yang berbeda, namun secara garis besar sangat mirip. Berikut ini nama dewa dan dewi Yunani yang diadaptasi ke dalam mitologi Romawi!
Zeus, penguasa seluruh dewa dan dewi Yunani ini dikenal sebagai panggilan Jupiter dalam mitologi Romawi. Masyarakat Romawi juga mengenalnya dengan sebutan Jove. Ia adalah anak dari Saturnus dan Ops.
Seperti dalam mitologi Yunani, Jupiter adalah dewa yang bertanggung jawab atas langit dan petir. Ia juga dikenal sebagai dewa dengan kedudukan tertinggi dan paling berkuasa.
Bilangan Dasar Angka Romawi
Angka Romawi, dengan simbol-simbolnya yang unik, sering kali menimbulkan kebingungan bagi banyak orang. Namun, memahami aturan penulisan dan penggunaannya merupakan hal yang penting dalam berbagai konteks, baik akademis maupun profesional, lho.
Kawan akan menemukan angka romawi saat menulis atau membaca dokumen ilmiah atau buku-buku klasik, terutama di bidang sejarah, hukum dan filsafat, Angka romawi juga terdapat pada penamaan dan penanggalan sejarah, jam analog, dan penomoran bab.
Nah, untuk Kawan yang masih bingung dalam penulisan angka romawi, artikel ini hadir sebagai panduan untuk membantu Kawan menguasai pengetahuan tentang angka Romawi. Simak penjelasannya berikut ini.
Angka Romawi adalah sistem penomoran yang digunakan oleh orang Romawi kuno yang masih eksis hingga saat ini. Sistem ini menggunakan kombinasi huruf dari alfabet Latin (I, V, X, L, C, D, dan M) untuk mewakili angka.
Angka dibentuk dengan menggabungkan simbol-simbol tersebut dalam berbagai kombinasi dan urutan yang berbeda. Simbol-simbol tersebut kemudian dijumlahkan. Misalnya, I + I + I, ditulis sebagai III, yang bernilai 3.
Untuk menulis angka 11, Kawan dapat menambahkan X (10) dan I (1) dan menuliskannya sebagai XI. Untuk angka 22, Kawan tambahkan X dan X, I dan I, sehingga menjadi XXII.
Sejarah angka Romawi dimulai sekitar abad ke-8 hingga ke-9 SM, bertepatan dengan pendirian kota Roma kuno di sekitar Bukit Palatine. Sistem penomoran ini bertahan lebih lama daripada kekaisaran Romawi itu sendiri. Angka Romawi tetap umum digunakan di sebagian besar dunia yang dikenal hingga abad ke-14 ketika digantikan oleh sistem Arab, yang diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-11.
Sistem angka Romawi diturunkan dari angka Etruscan kuno, yang diadaptasi dari simbol Yunani Attic.
Sistem ini memiliki beberapa kekurangan. Angka Romawi tidak memiliki simbol untuk nol (0) dan tidak ada metode nyata untuk menghitung di atas beberapa ribu selain menambahkan garis di sekitar angka untuk menunjukkan kelipatan.
Meskipun demikian, keterbatasan tersebut tidak menghalangi para intelektual dan arsitek Romawi kuno untuk membangun sebuah kerajaan besar. Keterampilan matematika yang cukup besar diperlukan untuk menjalankan masyarakat dan ekonomi yang kompleks, serta untuk membangun monumen besar seperti Colosseum dan Arc Constantine.
Meskipun angka Arab telah menjadi sistem penomoran utama di era modern, angka Romawi masih memiliki beberapa kegunaan penting, antara lain:
Angka Romawi sering digunakan dalam penomoran bab dan sub-bab dalam buku ilmiah, karya klasik, dan dokumen resmi. Contohnya, buku "Sejarah Romawi" karya Edward Gibbon menggunakan angka Romawi untuk penomoran bab.
Abad, raja, paus, dan peristiwa sejarah sering kali dinamai dengan menggunakan angka Romawi. Contohnya, Abad Pertengahan disebut sebagai "Abad ke-X" dan Paus Yohanes Paulus II disebut sebagai "Paus Yohanes Paulus II".
Jam analog klasik, seperti jam saku dan jam dinding tradisional, umumnya menggunakan angka Romawi untuk penanda waktu.
Penggunaan angka Romawi dalam presentasi dan laporan formal dapat memberikan kesan profesional dan estetik.
Angka Romawi juga digunakan dalam berbagai bidang lain, seperti:
Contoh Penggunaan Angka Romawi:
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan angka Romawi dalam kehidupan sehari-hari:
Aturan Dasar Penulisan Angka Romawi
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang aturan dasar penulisan angka Romawi:
Terdapat tujuh simbol utama dalam angka Romawi, yaitu:
3. Aturan Pengurangan:
Angka Romawi memiliki aturan pengurangan untuk nilai yang lebih kecil di depan nilai yang lebih besar:
I di depan V atau X: IV = 4 (5 - 1), IX = 9 (10 - 1)
X di depan L atau C: XL = 40 (50 - 10), XC = 90 (100 - 10)
C di depan D atau M: CD = 400 (500 - 100), CM = 900 (1000 - 100)
4. Penulisan Angka yang Tidak Berurutan:
Angka yang tidak berurutan dapat ditulis dengan dua cara:
Dalam penggunaan angka Romawi, tidak semua simbol dapat diulang. Simbol-simbol yang dapat diulang termasuk I, X, C, dan M, sedangkan simbol-simbol seperti V, L, dan D tidak boleh diulang. Contoh berikut memberikan gambaran yang lebih jelas:
Dari contoh ini, terlihat bahwa setelah tiga kali pengulangan, simbol tidak akan diulang kembali untuk keempat kalinya. Alasannya, angka yang memiliki lebih dari tiga simbol identik tidak boleh muncul secara berurutan.
Contoh Penulisan Angka yang Tidak Berurutan: